1.1
Pendahuluan
Media
Penyiaran sangat berpengaruh besar dalam kehidupan masyarakat saat ini, karena
dengan adanya media penyiaran masyarakat bisa mendapatkan wawasan yang lebih
luas dan bisa mendapatkan info – info terkini yang sedang terjadi disekitarnya.
Oleh karena itu peran Media penyiaran sangatlah penting untuk kehidupan
masyarakat. Dan dalam paper ini saya pun mencoba untuk mengulas dan mempelajari
sejarah perkembangan media penyiaran di Indonesia.
1.2 Uraian
Materi
PENYIARAN INDONESIA
A. Sejarah
Penyiaran di Indonesia
Pada
tahun 1911, Angkatan Laut Kerajaan Belanda pertama kali mengoperasikan
fasilitas radio komunikasi di Sabang, pulau paling barat dari wilayah Indonesia.
Fasilitas radio ini digunakan sebagai alat komunikasi untuk mengatur lalu
lintas kapal laut yang melintas Selat Malaka, jalur perdagangan yang sangat
sibuk pada waktu itu. Setelah perang dunia pertama usai, tepatnya pada tahun
1925, di Jakarta berdiri Batavia Radio Society atau Radio Batavia Vereniging
(BRV), sekelompok broadcaster yang mulai mengudarakan siaran tetap berupa
pemutaran musik barat. Lahirnya BRV inilah yang mulai mengawali keberadaan
radio siaran di Hindia Belanda (Indonesia).
Dan
pada 8 Maret 1942, Belanda menyerah kepada Jepang. Pada saat itu
radio siaran yang ada dihentikan. Kemudian Jepang mendirikan lembaga penyiaran
baru yang dinamakan Hoso Kanri Kyoko dengan cabang-cabangnya di Jakarta,
Bandung, Purwokerto, Semarang, Yogjakarta, Surakarta, Surabaya, dan Malang.
Kedelapan stasiun daerah inilah yang kemudian menjadi embrio pendirian Radio
Republik Indonesia (RRI). Pada sebuah pertemuan di Jakarta pada 11 September
1945 RRI didirikan oleh pemerintah Indonesia.
Menengok
sejarah RRI berarti mencermati kembali sejarah masa awal kemerdekaan Indonesia.
Radio mempunyai peran sentral dalam mengampanyekan proklamasi kemerdekaan
bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 kepada dunia. Berkat peran radio inilah
masyarakat dunia mendengar proklamasi kemerdekaan Indonesia, dan dukungan-pun
segera mengalir dari negara-negara tetangga. Sejarah ini diukir oleh para angkasawan
(penyiar radio) Ronodipuro dan Bachtar Lubis, dengan keberaniannya yang luar
biasa mengudarakan naskah proklamasi dan mempropagandakan kemerdekaan bangsa
Indonesia secara terus menerus dari waktu ke waktu, mulai dari pukul 19.00 WIB
tanggal 17 Agustus 1945.
Sejarah
sistem penyiaran televisi di Indonesia dimulai pada 17 Agustus 1962. Hari itu,
Televisi Republik Indonesia (TVRI) lahir dan untuk pertama kalinya beroperasi.
Dengan pemancar berkekuatan 100 watt, siaran pertama dilakukan untuk menyiarkan
peringatan ulang tahun ke 17 proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia dari
halaman Istana Merdeka Jakarta. Pada awalnya TVRI adalah proyek khusus untuk
menyukseskan penyelenggaraan Asian Games ke 4 di Jakarta. Siaran TVRI
sehubungan dengan Asian Games dikoordinir oleh Organizing Comitte Asian Games
IV yang dibentuk khusus untuk event olah raga itu, di bawah naungan Biro Radio
dan Televisi Departemen Penerangan. Mulai 12 November 1962 TVRI mengudara
secara reguler setiap hari. Pada 1 Maret 1963 TVRI mulai menayangkan iklan
seiring dengan ditetapkannya TVRI sebagai televisi berbadan hukum yayasan
melalui keputusan presiden RI nomer 215 tahun 1963. Namun pada tahun 1981
dengan berbagai alasan politis TVRI tidak diijinkan lagi menayangkan iklan.
B.
Sejarah perkembangan radio di Indonesia
Tahun 1925, pada masa pemerintahan
Hindia Belanda Prof. Komans dan Dr. De Groot berhasil melakukan komunikasi
radio dengan menggunakan stasiun radio di Malabar, Jawa Barat. Kejadian ini
kemudian diikuti dengan berdirinya Batavia Radio Vereniging dan Nirom.
Tahun
1930 amatir radio di Indonesia telah membentuk organisasi yang menamakan
dirinya NIVERA (Nederland Indische Vereniging Radio Amateur) yang merupakan
organisasi amatir radio pertama di Indonesia. Berdirinya organisasi ini disahkan
oleh pemerintah Hindia Belanda.
Masa
penjajahan Jepang tidak banyak catatan kegiatan amatir radio yang dapat
dihimpun. Kegiatan radio dilarang oleh pemerintahan jajahan Jepang namun banyak
di antaranya yang melakukan kegiatannya dibawah tanah secara sembunyi-sembunyi
dalam upaya mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Tahun
1945 tercatat seorang amatir radio bernama Gunawan berhasil menyiarkan naskah
proklamasi kemerdekaan indonesia dengan menggunakan perangkat pemancar radio
sederhana buatan sendir. Tindakan itu sangat dihargai oleh Pemerintah
Indonesia. Radio milik gunawan menjadi benda yang tidak ternilai harganya bagi
sejarah perjuangan kemerdekaan Imdonesia dan sekarang disimpan di Museum
Nasional Indonesia.
Akhir
tahun 1945 sudah ada organisaasi yang menamakan dirinya PRAI (Persatoean Radio
Amatir Indonesia). Dan pada periode tahun 1945 banyak para amatir radio muda
yang membuat sendiri perangkat radio transceiver yang dipakai untuk
berkomunikasi antar Pulau Jawa dan Sumatera tempat pemerintah semantar RI
berada.
Antara
tahun 1945 sampai dengan tahun 1950 amatir radio juga banyak berperan sebagai
radio laskar. Periode tahun 1950 hingga 1952 amatir Indonesia membentuk PARI
(Persatuan Amatir Radio Indonesia). Namun pada tahun 1952, pemerintah yang
mulai reprensif mengeluarkan ketentuan bahwa pemancar radio amatir dilarang
mengudara kecuali pemancar radio milik pemerintah dan bagi stasiun yang
melanggar dikenakan sanksi subverdif. Kegiatan amatir radio terpaksa dibekukan
pada kurun waktu antara tahun 1952-1965. Pembekuan tersebut diperkuat dengan UU
No. 5 tahun 1964 yang mengenakan sanksi terhadap mereka yang memiliki radio
pemancar tanpa seijin pihak yang berwenang. Namun ditahun 1966, seiring dengan
runtuhnya Orde Lama, antusias amatir radio untuk mulai mengudara kembali tidak
dapat dibendung lagi.
Tahun
1966 mengudara radio Ampera yang merupakan sarana perjuangan
persatuan-persatuan aksi dalam perjuangan Orde Baru. Muncul pula berbagai
stasiun radio laskar Ampera dan stasiun radio lainnya yang melakukan kegiatan
penyiaran. Stasiun-stasiun radio tersebut menamakan dirinya sebagai radio
amatir. Peda periode tahun 1966-1967,diberbagai daerah terbentuklah
organisasi-organisasi amatir radio. Pada 9 Juli 1968, berdirilah Organisasi
Radio Amatir Republik Indonesia (ORARI).
R R I ( Radio Republik Indonesia )
Rapat
yang dihadiri para tokoh yang sebelumnya aktifmengoperasikan beberapa stasiun
radio Jepang sepakat mendirikan Radio Republik Indonesia (RRI) pada tanggal 11
September 1945 di enam kota. Rapat juga sepakat memilih Dokter Abdulrahman
Saleh sebagai pemimpin umum RRI yang pertama. Selain itu, rapat juga
menghasilkan siatu deklarasi yang terkenal dengan sebutan piagam 11 September
1945, yang berisi 3 butir komitmen tugas dan fungsi Rri tang kemudian dikenal
dengan Tri Prasetya RRI yang antara lain merefleksikan komitmen RRI untuk
bersikap netral untuk tidak memihak kepada salah satu aliran, keyakinan,
partai, atau golongan.
Dewasa
ini, stasiun RRI mempunyai 52 stasiun penyiaran dan stasiun penyiaran khusus
yang ditujukan keluar negeri dalam 10 bahasa. Kecuali di Jakarta, RRI di daerah
hampir selulurhnya menyelenggarakan siaran dalam 3 program yaitu Program Daerah
yang menlayani segmen masyarakat yang luas sampai pedesaan. Program Kota (Pro
II) yang melayani masyarakat di perkotaan dan Program III (Pro III) yang
menyajikan Berita dan Informasi (News Chanel) kepada masyarakat luas.
C.
Sejarah pertelevisian di Indonesia
TVRI
Latar Belakang
Berdirinya TVRI
Pada tahun 1961,
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk memasukan proyek media massa televisi
kedalam proyek pembangunan Asian Games IV di bawah koordinasi urusan proyek
Asean Games IV.
25 Juli 1961, Menteri
Penerangan mengeluarkan SK Menpen No. 20/SK/M/1961 tentang pembentukan Panitia
Persiapan Televisi (P2T).
Pada 23 Oktober 1961,
Presiden Soekarno yang sedang berada di Wina mengirimkan teleks kepada Menpen
Maladi untuk segera menyiapkan proyek televisi (saat itu waktu persiapan hanya
tinggal 10 bulan) dengan jadwal sebagai berikut :
1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang).
2. Membangun dua pemancar : 100 watt dan 10 Kw dengan tower 80 meter.
3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).
1. Membangun studio di eks AKPEN di Senayan (TVRI sekarang).
2. Membangun dua pemancar : 100 watt dan 10 Kw dengan tower 80 meter.
3. Mempersiapkan software (program dan tenaga).
17 Agustus 1962, TVRI
mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia XVII dari halaman Istana Merdeka Jakarta, dengan pemancar cadangan
berkekuatan 100 watt.
24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.
24 Agustus 1962, TVRI mengudara untuk pertama kalinya dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.
20 Oktober 1963,
dikeluarkan Keppres No. 215/1963 tentang pembentukan Yayasan TVRI dengan
Pimpinan Umum Presiden RI.
Pembangunan Stasiun
Penyiaran TVRI.
Pada tahun 1964
mulailah dirintis pembangunan Stasiun Penyiaran Daerah dimulai dengan TVRI
Stasiun Yogyakarta, yang secara berturut-turut diikuti dengan Stasiun Medan,
Surabaya,Ujungpandang (Makassar), Manado, Denpasar dan Balikpapan (Bantuan
Pertamina).
Pembangunan Stasiun
Produksi Keliling.
Mulai tahun 1977,
secara bertahap dibeberapa Ibukota Propinsi dibentuklah Stasiun-stasiun
Produksi Keliling atau SPK, yang berfungsi sebagai perwakilan atau koresponden
TVRI di daerah, yang terdiri dari :
1.SPK Jayapura
2.SPK Ambon
3.SPK Kupang
4.SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya)
5.SPK Semarang
6.SPK Bandung
7.SPK Banjarmasin
8.SPK Pontianak
9.SPK Banda Aceh
10.SPK Jambi
11.SPK Padang
12.SPK Lampung
1.SPK Jayapura
2.SPK Ambon
3.SPK Kupang
4.SPK Malang (Tahun 1982 diintegrasikan dengan TVRI Stasiun Surabaya)
5.SPK Semarang
6.SPK Bandung
7.SPK Banjarmasin
8.SPK Pontianak
9.SPK Banda Aceh
10.SPK Jambi
11.SPK Padang
12.SPK Lampung
Status TVRI di Era Orde
Baru
Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia.
Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tatakerja Departemen Penerangan, yang diberi status Direktorat, langsung bertanggung-jawab pada Direktur Jendral Radio, TV, dan Film Departemen Penerangan Republik Indonesia.
Sebagai alat komunikasi
Pemerintah, tugas TVRI adalah untuk menyampaikan policy Pemerintah kepada
rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan two-way traffic dari rakyat
untuk pemerintah selama tidak men-diskreditkan usaha-usaha Pemerintah.
Pada garis besarnya
tujuan policy Pemerintah dan program-programnya adalah untuk membangun bangsa
dan negara Indonesia yang modern dengan masyarakat yang aman, adil, tertib dan
sejahtera, dimana tiap warga Indonesia mengenyam kesejahteraan lahiriah dan
mental spiritual.
Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkanmelalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.
Semua kebijaksanaan Pemerintah beserta programnya harus dapat diterjemahkanmelalui siaran-siaran dari studio-studio TVRI yang berkedudukan di Ibukota maupun daerah dengan cepat, tepat dan baik.
Semua pelaksanaan TVRI
baik di Ibukota maupun di Daerah harus meletakan tekanan kerjanya kepada
integrasi, supaya TVRI menjadi suatu well-integrated mass media Pemerintah.
Tahun 1975, dikeluarkan
SK Menpen No. 55 Bahan siaran/KEP/Menpen/1975, TVRI memiliki status ganda yaitu
selain sebagai Yayasan Televisi RI juga sebagai Direktorat Televisi, sedang
manajemen yang diterapkan yaitu manajemen perkantoran / birokrasi.
TVRI di Era
Reformasi
Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.
Bulan Juni 2000, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 36 tahun 2000 tentang perubahan status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan), yang secara kelembagaan berada di bawah pembinaan dan bertanggung jawab kepada Departemen Keuangan RI.
Bulan Oktober 2001,
diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 64 tahun 2001 tentang pembinaan Perjan
TVRI di bawah kantor Menteri Negara BUMN dan Departemen Keuangan RI untuk
urusan organisasi dan keuangan.
Tanggal 17 April 2002,
diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 2002, status TVRI diubah menjadi
Perseroan terbatas (PT) TVRI di bawah pengawasan Departemen Keuangan RI dan
Kantor Menteri Negara BUMN.
Televisi Republik
Indonesia (TVRI) merupakan stasiun televisi tertua di Indonesia dan
satu-satunya televisi yang jangkauannya mencapai seluruh wilayah Indonesia
dengan jumlah penonton sekitar 82 persen penduduk Indonesia.
Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah dan 1 stasiun Pusat dengan didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Karyawan TVRI berjumlah 6.823 orang diseluruh daerah Indonesia dan sekitar 2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.
Saat ini TVRI memiliki 22 stasiun Daerah dan 1 stasiun Pusat dengan didukung oleh 395 pemancar yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia.
Karyawan TVRI berjumlah 6.823 orang diseluruh daerah Indonesia dan sekitar 2.000 orang diantaranya adalah karyawan Kantor Pusat dan TVRI Stasiun Pusat Jakarta.
TVRI bersiaran dengan
menggunakan dua sistem yaitu VHF dan UHF, setelah selesainya dibangun stasiun pemancar
Gunung Tela Bogor pada 18 Mei 2002 dengan kekuatan 80 Kw.
Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.
Kota-kota yang telah menggunakan UHF yaitu Jakarta, Bandung dan Medan, selain beberapa kota kecil seperti di Kalimantan dan Jawa Timur.
TVRI Pusat Jakarta
setiap hari melakukan siaran selama 19 jam, mulai pukul 05.00 WIB hingga 24.45
WIB dengan substansi acara bersifat informatif, edukatif dan entertain.
TVRI juga memiliki
Programa 2 Jakarta, pada saluran/chanel 8 VHF.
Programa 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983 dengan acara tunggal siaran Berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.
Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS).
Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 – 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan.
Programa 2 mulai mengudara pada 1 Januari 1983 dengan acara tunggal siaran Berita bahasa Inggris dengan nama Six Thirty Report selama setengah jam pukul 18.30 WIB, dibawah tanggung jawab bagian Pemberitaan.
Pada perkembangannya rubrik tersebut berubah nama menjadi English News Service (ENS).
Programa 2 TVRI kini mengudara mulai pukul 17.30 – 21.00 WIB dengan berbagai jenis acara berita dan hiburan.
Sekarang ini tengah
dilakukan negosiasi dengan pihak swasta untuk bekerjasama dibidang manajemen
produksi dan siaran programa 2 TVRI Jakarta dan sekitarnya, dengan adanya
rencana perubahan frekuensi dari VHF ke UHF.
Dibidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.
Dibidang isi siaran akan lebih ditekankan kepada paket-paket jadi (can product) dengan materi siaran untuk konsumsi masyarakat metropolitan Jakarta.
TVRI Dewasa Ini
Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.
Dengan perubahan status TVRI dari Perusahaan Jawatan ke TV Publik sesuai undang-undang nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran, maka TVRI diberi masa transisi selama 3 tahun dengan mengacu Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2002 dimana disebutkan TVRI berbentuk PERSERO atau PT.
Melalui PERSERO ini
Pemerintah mengharapkan Direksi TVRI dapat melakukan pembenahan-pembenahan baik
dibidang Manajemen, Struktur Organisasi, SDM dan Keuangan.
Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.
Sehubungan dengan itu Direksi TVRI tengah melakukan konsolidasi, melalui restrukturisasi, pembenahan dibidang Marketing dan Programing, mengingat sikap mental karyawan dan hampir semua acara TVRI masih mengacu pada status Perjan yang kurang memiliki nilai jual.
Restrukturisasi bukan
berarti adanya pengurangan sumber daya manusia atau penambahan modal, karena
semua itu harus memenuhi kualifikasi yang diperlukan.
Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.
Khusus mengenai karyawan, Direksi TVRI melalui restrukturisasi akan diketahui jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan, berdasarkan kemampuan masing-masing individu karyawan untuk mengisi fungsi-fungsi yang ada dalam struktur organisasi sesuai keahlian dan profesi masing-masing, dengan kualifikasi yang jelas.
Melalui restrukturisasi
tersebut akan diketahui apakah untuk mengisi fungsi tersebut diatas dapat
diketahui, dan apakah perlu dicari tenaga profesional dari luar atau dapat memanfaatkan
sumber daya TVRI yang tersedia.
Dalam bentuk PERSERO
selama masa transisi ini, TVRI benar-benar diuji untuk belajar mandiri dengan
menggali dana dari berbagai sumber antara lain dalam bentuk kerjasama dengan
pihak luar baik swasta maupun sesama BUMN serta meningkatkan profesionalisme
karyawan.
Dengan adanya masa
transisi selama 3 tahun ini, diharapkan TVRI akan dapat memenuhi kriteria yang
disyaratkan oleh undang-undang penyiaran yaitu sebagai TV publik dengan sasaran
khalayak yang jelas.
Bertepatan dengan
peringatan hari kebangkitan nasional tanggal 20 Mei 2003 yang lalu, TVRI
mengoperasikan kembali seluruh pemancar stasiun relay TVRI sebanyak 395 buah,
yang tersebar diseluruh Indonesia.
Mulai tahun 1988
TVRI mulai mendapat teman dalam penyiaran di Indonesia. Karena Pemerintah telah
mulai mengijinkan televisi swasta beroperasi di Indonesia, RCTI (1988), SCTV
(1989), TPI (1990), ANTV (1993), INDOSIAR (1995), .... .
1.3 Referensi
Best Bitcoin Slots 2021 - Casino Games That Pay Real Money
BalasHapus1. 김제 출장마사지 Vegas Slots. 경산 출장안마 2. BetMGM. 4. Bovada. 5. 군산 출장샵 InterTops. 순천 출장샵 6. MyBookie. 먹튀 7. Las Atlantis. 8. Wild Casino. 9. Playtech. 10.